Serangan program jahat (malware) terhadap sistem operasi Android kembali terdeteksi. Varian ini bernama DroidDream Light (DDLight) yang merupakan evolusi dari versi sebelumnya, Myournet/DroidDream.
Para analis malware mensinyalir pembuat malware tersebut sedang mengembangkan varian baru dari DDLight. Serangan DDLight ke Android sendiri dilaporkan telah menginfeksi lebih dari 50 aplikasi di pasar Android.
Menurut perusahaan keamanan Eset, DDLight oleh para analis dianggap versi yang ringan sebagaimana versi sebelumnya. Namun faktanya mampu mengakibatkan kerusakan yang lebih tinggi, terutama karena malicious apps tidak membutuhkan peran manusia atau user untuk melakukan start up aplikasi secara manual sehingga trojan bisa bekerja.
Sebaliknya, kode pada smartphone tersetting untuk melakukan start up saat perangkat smartphone tersebut menerima panggilan telepon.
"DroidDreamLight kemudian akan menginstall aplikasi tambahan ke dalam perangkat yang baru dimasukinya. Berikutnya, malicious apps tersebut akan berintegrasi sehingga mampu melakukan aktifitas kejahatan, seperti pencurian data," lanjut Eset.
Situasi keamanan perangkat komunikasi mobile saat ini dinilai Eset masih terbuka, tanpa sistem keamanan yang memadai. Hal ini patut diwaspadai, mengingat para pelaku kejahatan dunia maya sedang mengembangkan perangkat untuk melakukan serangan.
"Jika para pelaku kejahatan telah mulai memfokuskan diri pada perangkat mobile dengan OS yang pernah diserang, seperti Windows Platform, maka saat itulah mobile malware dan phishing akan mencapai tingkat epidemi," tukas Eset, dalam keterangannya, Selasa (21/6/2011).
Para analis malware mensinyalir pembuat malware tersebut sedang mengembangkan varian baru dari DDLight. Serangan DDLight ke Android sendiri dilaporkan telah menginfeksi lebih dari 50 aplikasi di pasar Android.
Menurut perusahaan keamanan Eset, DDLight oleh para analis dianggap versi yang ringan sebagaimana versi sebelumnya. Namun faktanya mampu mengakibatkan kerusakan yang lebih tinggi, terutama karena malicious apps tidak membutuhkan peran manusia atau user untuk melakukan start up aplikasi secara manual sehingga trojan bisa bekerja.
Sebaliknya, kode pada smartphone tersetting untuk melakukan start up saat perangkat smartphone tersebut menerima panggilan telepon.
"DroidDreamLight kemudian akan menginstall aplikasi tambahan ke dalam perangkat yang baru dimasukinya. Berikutnya, malicious apps tersebut akan berintegrasi sehingga mampu melakukan aktifitas kejahatan, seperti pencurian data," lanjut Eset.
Situasi keamanan perangkat komunikasi mobile saat ini dinilai Eset masih terbuka, tanpa sistem keamanan yang memadai. Hal ini patut diwaspadai, mengingat para pelaku kejahatan dunia maya sedang mengembangkan perangkat untuk melakukan serangan.
"Jika para pelaku kejahatan telah mulai memfokuskan diri pada perangkat mobile dengan OS yang pernah diserang, seperti Windows Platform, maka saat itulah mobile malware dan phishing akan mencapai tingkat epidemi," tukas Eset, dalam keterangannya, Selasa (21/6/2011).
dikutip dari detikinet, semoga bermanfaat
0 comments:
Post a Comment