Kaspersky Lab melihat tren yang mulai muncul di kalangan spammer pada kuartal kedua 2011. Spam mulai memanfaatkan layanan cloud.
Hal itu disampaikan perusahaan antivirus Kaspersky Labs dalam keterangan yang diterima detikINET, Rabu (24/8/2011). Layanan cloud yang dimaksud, contohnya, menggunakan dokumen di Google Docs.
Dokumen yang berada di halaman Google Docs atau layanan umum sejenisnya diyakini bisa membuat calon korban lebih tidak curiga. Dari dokumen itu kemudian korban akan diarahkan ke situs iklan atau halaman phishing.
Tren lain yang diamati Kaspersky adalah, Spam mulai kehilangan karakter globalnya. Artinya, para spammer tak lagi menyebarkan pesan sampah secara massal ke seluruh dunia.
Kini, banyak spammer yang menurut Kaspersky mulai memilih target secara spesifik dan hati-hati. Aksi yang dikenal juga sebagai 'spear phishing' ini bisa jadi lebih berbahaya.
Ini karena, aksi 'spear phishing' dilakukan setelah penjahat cyber tahu informasi soal sasarannya. Ini bisa jadi termasuk nama, perusahaan tempat bekerja dan hal-hal lain. Informasi yang mungkin bisa didapatkan daril media seperti Facebook atau lainnya.
Data tersebut digunakan untuk membuat calon korban lengah sehingga lebih mudah dijadikan sasaran aksi spam, mulai dari iklan hingga penipuan. Sehingga, meski korbannya mungkin lebih sedikit, aksi ini berpotensi memiliki tingkat keberhasilan lebih baik.
Hal itu disampaikan perusahaan antivirus Kaspersky Labs dalam keterangan yang diterima detikINET, Rabu (24/8/2011). Layanan cloud yang dimaksud, contohnya, menggunakan dokumen di Google Docs.
Dokumen yang berada di halaman Google Docs atau layanan umum sejenisnya diyakini bisa membuat calon korban lebih tidak curiga. Dari dokumen itu kemudian korban akan diarahkan ke situs iklan atau halaman phishing.
Tren lain yang diamati Kaspersky adalah, Spam mulai kehilangan karakter globalnya. Artinya, para spammer tak lagi menyebarkan pesan sampah secara massal ke seluruh dunia.
Kini, banyak spammer yang menurut Kaspersky mulai memilih target secara spesifik dan hati-hati. Aksi yang dikenal juga sebagai 'spear phishing' ini bisa jadi lebih berbahaya.
Ini karena, aksi 'spear phishing' dilakukan setelah penjahat cyber tahu informasi soal sasarannya. Ini bisa jadi termasuk nama, perusahaan tempat bekerja dan hal-hal lain. Informasi yang mungkin bisa didapatkan daril media seperti Facebook atau lainnya.
Data tersebut digunakan untuk membuat calon korban lengah sehingga lebih mudah dijadikan sasaran aksi spam, mulai dari iklan hingga penipuan. Sehingga, meski korbannya mungkin lebih sedikit, aksi ini berpotensi memiliki tingkat keberhasilan lebih baik.
dikutip dari detikinet semoga bermanfaat
0 comments:
Post a Comment